Beberapa kali saya pernag ditanya tentang bagaimana pendapat nikah beda agama, jawaban saya "mau yang jujur atau yang menyenangkan bagimu? Hehehe.. Jelas pada mau yang jujur
Ya saya sampaikan, lelaki Muslim menikahi ahlu kitab (Yahudi, Nasrani) itu hukumnya boleh dalam Islam, hanya saja yang tipe begini jelas bukan lelaki yang serius membina masa depan
Kenapa nggak serius? Ya karena dari awal sudah cari potensi masalah. Padahal kalau sudah berumahtangga, masalah nggak dicari juga sudah banyak, apalagi yang sengaja dicari
Dalam Al-Qur'an Allah memandu, cari pasangan itu yang sakinah, yang menenangkan, dan yang menenangkan itu hanya datang dari yang satu aqidah, satu keyakinan, sama-sama menyembah Allah
Anehnya, ide Muslim menikahi wanita ahlu kitab ini kok seringnya dateng dari kawan-kawan yang justru belum mendalami Islam, yang masih perlu proses panjang untuk memahami Islam
Alasannya, "ini bisa jadi jalan dakwah, bagi calon saya untuk dapet hidayah". Lha iya kalau begitu, gimana kalau yang terjadi justru sebaliknya? Sudah siap? Bagaimana dengan anak-anak nanti?
Tugas ibu itu ibu dan pengatur rumah tangga, tempat lelaki mempercayakan SEMUANYA, saat dia nggak dirumah. Lha yang sudah Muslim dan ngaji aja masih ada yang kandas pernikahannya
Kecuali kalau memang lelakinya udah keren banget keimanannya, yakin betul bahwa dia mampu membimbing dan mengislamkan, nah itu bisa jadi sarana dakwah, jadi jalan hidayah bagi pasangannya
Dan kalau saya pribadi, terus terang saya nggak berani nikah beda agama. Kenapa? Saya masih lemah, saya masih perlu partner dalam mendidik anak-anak, mengenalkan Allah kepada mereka
Dan yang jelas, Muslimah itu juga menyenangkan, menenangkan, membahagiakan, sebab kita bisa bersama dan berlomba dalam ketaatan, saling mendukung dalam dakwah, jelas indah
Ya saya sampaikan, lelaki Muslim menikahi ahlu kitab (Yahudi, Nasrani) itu hukumnya boleh dalam Islam, hanya saja yang tipe begini jelas bukan lelaki yang serius membina masa depan
Kenapa nggak serius? Ya karena dari awal sudah cari potensi masalah. Padahal kalau sudah berumahtangga, masalah nggak dicari juga sudah banyak, apalagi yang sengaja dicari
Dalam Al-Qur'an Allah memandu, cari pasangan itu yang sakinah, yang menenangkan, dan yang menenangkan itu hanya datang dari yang satu aqidah, satu keyakinan, sama-sama menyembah Allah
Anehnya, ide Muslim menikahi wanita ahlu kitab ini kok seringnya dateng dari kawan-kawan yang justru belum mendalami Islam, yang masih perlu proses panjang untuk memahami Islam
Alasannya, "ini bisa jadi jalan dakwah, bagi calon saya untuk dapet hidayah". Lha iya kalau begitu, gimana kalau yang terjadi justru sebaliknya? Sudah siap? Bagaimana dengan anak-anak nanti?
Tugas ibu itu ibu dan pengatur rumah tangga, tempat lelaki mempercayakan SEMUANYA, saat dia nggak dirumah. Lha yang sudah Muslim dan ngaji aja masih ada yang kandas pernikahannya
Kecuali kalau memang lelakinya udah keren banget keimanannya, yakin betul bahwa dia mampu membimbing dan mengislamkan, nah itu bisa jadi sarana dakwah, jadi jalan hidayah bagi pasangannya
Dan kalau saya pribadi, terus terang saya nggak berani nikah beda agama. Kenapa? Saya masih lemah, saya masih perlu partner dalam mendidik anak-anak, mengenalkan Allah kepada mereka
Dan yang jelas, Muslimah itu juga menyenangkan, menenangkan, membahagiakan, sebab kita bisa bersama dan berlomba dalam ketaatan, saling mendukung dalam dakwah, jelas indah