Safar dan Akhlak Sesungguhnya
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata,
.
"Disebut as-safaru–safran karena membuka perihal akhlak seseorang. Pada umumnya, seseorang yang tinggal di daerah asalnya tidak menampakkan kejelekan akhlaknya karena ia terbiasa dengan apa yang seseuai dengan tabiatnya yang biasa ia hadapi. Jika ia melakukan safar, maka tidak tidak biasa lagi dengan keadaan dan kebiasaannya. Ia akan diuji dengan kesusahan safar yang berat dan tersingkaplah kejelekan dan diketahui aib-aibnya
Barangsiapa yang ketika bersafar mengalami kesusahan dan keletihan ia tetap berakhlak yang baik, maka ketika tidak bersafar ia akan beraklak lebh baik lagi. Sehingga dikatakan, jika seseorang dipuji muamalahnya ketika tidak bersafar dan dipuji muamalahnya oleh para teman safarnya,maka janganlah engkau meragukan kebaikannya"
.
Dalam suatu riwayat mengenai Umar bin Khattab ra,
Adalah Umar bin Al-Khatthab ra ketika ada seseorang yang merekomendasikan temannya, beliau bertanya, "Apakah engkau pernah melakukan safar bersamanya? Apakah engkau telah bergaul dengannya?" jika jawabannya "Ya." maka Umar pun menerimanya. Jika jawabannya "Belum pernah", maka Umar akan mengatakan, "Engkau belum mengetahui hakikat senyatanya tentang orang itu."
.
Demikianlah kita mampu mengetahui akhlak hakiki dari sahabat kita di saat safar. Lalu dengan modal pengetahuan itu, kita mampu bergaul dengan baik dan benar
Dan dengan pengetahuan itu kita mampu meminta nasihat darinya ataupun menasihati dirinya, mampu saling mengerti juga saling memahami, dalam mencapai tujuan besar
Bersahabatlah karena Allah, cintai mereka sebab Allah, karena bisa jadi kelak di akhirat, saat kita sudah di pinggir jurang neraka, adalah tangan-tangan mereka yang menyelamatkan kita
Syahriza dari Ayo Melancong bersama tim Yuk Ngaji ID ☺️☺️☺️
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata,
.
"Disebut as-safaru–safran karena membuka perihal akhlak seseorang. Pada umumnya, seseorang yang tinggal di daerah asalnya tidak menampakkan kejelekan akhlaknya karena ia terbiasa dengan apa yang seseuai dengan tabiatnya yang biasa ia hadapi. Jika ia melakukan safar, maka tidak tidak biasa lagi dengan keadaan dan kebiasaannya. Ia akan diuji dengan kesusahan safar yang berat dan tersingkaplah kejelekan dan diketahui aib-aibnya
Barangsiapa yang ketika bersafar mengalami kesusahan dan keletihan ia tetap berakhlak yang baik, maka ketika tidak bersafar ia akan beraklak lebh baik lagi. Sehingga dikatakan, jika seseorang dipuji muamalahnya ketika tidak bersafar dan dipuji muamalahnya oleh para teman safarnya,maka janganlah engkau meragukan kebaikannya"
.
Dalam suatu riwayat mengenai Umar bin Khattab ra,
Adalah Umar bin Al-Khatthab ra ketika ada seseorang yang merekomendasikan temannya, beliau bertanya, "Apakah engkau pernah melakukan safar bersamanya? Apakah engkau telah bergaul dengannya?" jika jawabannya "Ya." maka Umar pun menerimanya. Jika jawabannya "Belum pernah", maka Umar akan mengatakan, "Engkau belum mengetahui hakikat senyatanya tentang orang itu."
.
Demikianlah kita mampu mengetahui akhlak hakiki dari sahabat kita di saat safar. Lalu dengan modal pengetahuan itu, kita mampu bergaul dengan baik dan benar
Dan dengan pengetahuan itu kita mampu meminta nasihat darinya ataupun menasihati dirinya, mampu saling mengerti juga saling memahami, dalam mencapai tujuan besar
Bersahabatlah karena Allah, cintai mereka sebab Allah, karena bisa jadi kelak di akhirat, saat kita sudah di pinggir jurang neraka, adalah tangan-tangan mereka yang menyelamatkan kita
Syahriza dari Ayo Melancong bersama tim Yuk Ngaji ID ☺️☺️☺️