Sering saya terhenyak menyaksikan muslimah berjilbab berbondong-bondong menonton film yang mengumbar aurat, dengan j0k3 dewasa dan bertaburan nilai yang tidak islami. Khususnya ketika pada saat bersamaan ada film religi yang sedang tayang. Apakah muslimah berjilbab kita tak menemukan apa yang dicarinya dalam film religi yang dihadirkan? Pertanyaan yang terus mendera ini mendorong saya bersikap lebih kritis saat novel saya difilmkan. Saya meminta dilibatkan dalam proses diskusi tahapan skenario. Saya berusaha sebisanya berada di lokasi syuting, semata mengawal agar pesan dalam tulisan tetap tampil dengan baik dalam format visual. Hal lain yang saya cermati memastikan nilai-nilai kebaikan/islami yang dihadirkan tidak terkemas secara menggurui. Pikir saya, siapa pun tak suka digurui. Termasuk memastikan unsur hiburan dan juga tawa sesekali agar film lebih berwarna serta tidak menjemukan.
Alhamdulillah film kemudian Assalamualaikum Beijing dan Surga yang Tak Dirindukan mendapat sambutan hangat. Bahkan SYTD menjadi film terlaris di tanah air pada 2015. Bahagia menemukan banyak hijabers/jilbaber menikmati filmnya, ikut menangis menahan haru. Sebagian bercerita kepada saya akan hikmah yang mereka temukan. Lalu saya tergerak untuk menghadirkan film yang membuat para hijabers/jilbabers kian bangga dan mantap dengan jilbabnya. Juga keinginan mengetuk pihak-pihak berwenang yang selama ini masih melarang muslimah yang bekerja di mereka untuk berjilbab. Belum lama saya bertemu pilot muslimah yang mengatakan dia sebenarnya berjilbab tapi maskapai tempatnya bekerja tidak mengizinkan. Tercenung dengan kenyataan bahwa departemen store mewah di Jakarta belum mengizinkan SPG-nya berjilbab. How come? Diskriminasi jilbab masih terjadi di tengah meriahnya perhelatan fashion muslim di tanah air yang sila pertama adalah Ketuhanan dan ini dijamin negara.
Saya juga ingin membuat film yang menjawab pertanyaan cinta para muslimah, romantis bikin baper namun baper berkah. Semoga para hijabers dan jilbaber serta keluarga muslim menyambut film Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea- satu-satunya film religi di bioskop lebaran ini- dan menjadikannya hiburan yang mereka pilih, untuk diri dan iman. Juga para keluarga muslim. Berkenankah membantu share tulisan ini? Semoga membantu para muslimah membuat pilihan tontonan yang tepat di bioskop lebaran. Selamat hari raya Iedul Fitri, mudah-mudahan kita dan keluarga bijak menambah bekal diri termasuk mencari tontonan yang menuntun jiwa kita dan keluarga, pada semangat kemenangan.
Buat muslimah mana saja especially hijabers semoga semangat Rania Timur Samudra dalam menjaga diri terkait urusan cinta, juga tekad mengejar cita-cita dan menaklukan dunia demi akhiratnya, maupun semangat menjadi duta bagi negeri dan agamanya, di mana pun dia berada juga menjadi milikmu. Filmnya ringan, kisah cintanya bikin baper tingkat dewa kata yang sudah nonton lucu juga, bisa dinikmati anak-anak. Walaupun ada tulisan 13 th ke atas tp insya allah aman, tidak ada adegan mesra secara fisik antara karakternya. Mudah-mudahan berkenan menjadikan Jilbab Ttaveler: Love Sparks in Korea film pilihanmu dan keluarga atau sahabat di lebaran ini. Sambut hari kemenangan dengan inspirasi Rania. Gadis kecil dari pinggir rel kereta api yang sakit-sakitan namun menjelma penulis puluhan buku dan traveler 60 negara 316 kota:)
Alhamdulillah film kemudian Assalamualaikum Beijing dan Surga yang Tak Dirindukan mendapat sambutan hangat. Bahkan SYTD menjadi film terlaris di tanah air pada 2015. Bahagia menemukan banyak hijabers/jilbaber menikmati filmnya, ikut menangis menahan haru. Sebagian bercerita kepada saya akan hikmah yang mereka temukan. Lalu saya tergerak untuk menghadirkan film yang membuat para hijabers/jilbabers kian bangga dan mantap dengan jilbabnya. Juga keinginan mengetuk pihak-pihak berwenang yang selama ini masih melarang muslimah yang bekerja di mereka untuk berjilbab. Belum lama saya bertemu pilot muslimah yang mengatakan dia sebenarnya berjilbab tapi maskapai tempatnya bekerja tidak mengizinkan. Tercenung dengan kenyataan bahwa departemen store mewah di Jakarta belum mengizinkan SPG-nya berjilbab. How come? Diskriminasi jilbab masih terjadi di tengah meriahnya perhelatan fashion muslim di tanah air yang sila pertama adalah Ketuhanan dan ini dijamin negara.
Saya juga ingin membuat film yang menjawab pertanyaan cinta para muslimah, romantis bikin baper namun baper berkah. Semoga para hijabers dan jilbaber serta keluarga muslim menyambut film Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea- satu-satunya film religi di bioskop lebaran ini- dan menjadikannya hiburan yang mereka pilih, untuk diri dan iman. Juga para keluarga muslim. Berkenankah membantu share tulisan ini? Semoga membantu para muslimah membuat pilihan tontonan yang tepat di bioskop lebaran. Selamat hari raya Iedul Fitri, mudah-mudahan kita dan keluarga bijak menambah bekal diri termasuk mencari tontonan yang menuntun jiwa kita dan keluarga, pada semangat kemenangan.
Buat muslimah mana saja especially hijabers semoga semangat Rania Timur Samudra dalam menjaga diri terkait urusan cinta, juga tekad mengejar cita-cita dan menaklukan dunia demi akhiratnya, maupun semangat menjadi duta bagi negeri dan agamanya, di mana pun dia berada juga menjadi milikmu. Filmnya ringan, kisah cintanya bikin baper tingkat dewa kata yang sudah nonton lucu juga, bisa dinikmati anak-anak. Walaupun ada tulisan 13 th ke atas tp insya allah aman, tidak ada adegan mesra secara fisik antara karakternya. Mudah-mudahan berkenan menjadikan Jilbab Ttaveler: Love Sparks in Korea film pilihanmu dan keluarga atau sahabat di lebaran ini. Sambut hari kemenangan dengan inspirasi Rania. Gadis kecil dari pinggir rel kereta api yang sakit-sakitan namun menjelma penulis puluhan buku dan traveler 60 negara 316 kota:)
(Asma Nadia via MoveOnYuk.com)