Entah ini cuma perasaan saya saja, ataukah ini sudah jadi semacam trend baru, menggantikan selfie
Tapi makin hari makin ramai saja unggahan-unggahan yang suami-istri mempertunjukkan kemesraan
Niatan dakwah tidak mengapa, "Ini enaknya sudah halal", ketimbang foto mesra masih pacaran, maksiat bangga
Hanya, soalan hati ini mudah berubah, mudah lupa, mudah tergoda, niatan baik itu bisa terselip rasa lainnya
Ingin terlihat mesra, senang dipuji orang, lalu melanjut ke rasa candu akan publisitas, yang menyesatkan
Bisa jadi yang kita dakwahkan itu haq, tapi syaitan mudah membelokkan pengemban dakwahnya, kita lemah
Nasihat ulama kita, ad3g4n kamar bukan untuk publikasi, hal-hal yang harus tetap jadi privasi suami-istri
Sekarang kemesraan suami istri seolah jadi konsumsi publik, antara dakwah dan pamer sudah tipis beda
Saya akui, orang perlu teladan dalam berhijrah, dalam ketaatan, perlu yang dilihat, idola yang dijadikan panutan
Saya akui, dakwah di masa ini perlu membuka bagian privasi kita agar dilihat dan dicontoh oleh ummat
Hanya, coba sejenak kita berhenti, tanya hati, adakah kita haus perhatian Allah layaknya kita pada manusia?
Adakah amal-amal tersembunyi yang itu lebih banyak dari amal-amal yang kita tampakkan via media sosial?
Kemesraan bukan untuk diumbar, sebab yang sudah mesra tak perlu kemesraan kita, yang single baper
Apalagi bila kita sudah niat berpose agar terlihat mesra, agar dikagumi, agar terkenal, lindungi kami Ya Rabb
Alhamdulillah 'ala kulli haal, sekali lagi, yang halal tetap halal, mengunggah foto bersama pasangan boleh saja
Hanya kemesraan itu, ad3g4n kamar itu, berp3luk4n dan berc1um4n itu, biarlah jadi rahasia pasangan saja
Luruskan saja niat terus menerus, tanamkan lillahi saat kita mau mengunggah apapun untuk dakwah
Memang godaan orang berdakwah itu riya, dan godaan orang yang tak berdakwah itu enggan dan malas
Saya berdoa semoga apa yang saya tulis ini ada manfaatnya, terutama bagi saya dan UmmuAlila
.
Juga pada semua pendakwah, semoga Allah jaga niat dan cara, agar kita tidak jatuh salah saat dakwah
Sudah, tidak perlu komentar sinis dan menyalahkan siapapun tentang ini, ini nasihat buat saya dan istri
Tapi makin hari makin ramai saja unggahan-unggahan yang suami-istri mempertunjukkan kemesraan
Niatan dakwah tidak mengapa, "Ini enaknya sudah halal", ketimbang foto mesra masih pacaran, maksiat bangga
Hanya, soalan hati ini mudah berubah, mudah lupa, mudah tergoda, niatan baik itu bisa terselip rasa lainnya
Ingin terlihat mesra, senang dipuji orang, lalu melanjut ke rasa candu akan publisitas, yang menyesatkan
Bisa jadi yang kita dakwahkan itu haq, tapi syaitan mudah membelokkan pengemban dakwahnya, kita lemah
Nasihat ulama kita, ad3g4n kamar bukan untuk publikasi, hal-hal yang harus tetap jadi privasi suami-istri
Sekarang kemesraan suami istri seolah jadi konsumsi publik, antara dakwah dan pamer sudah tipis beda
Saya akui, orang perlu teladan dalam berhijrah, dalam ketaatan, perlu yang dilihat, idola yang dijadikan panutan
Saya akui, dakwah di masa ini perlu membuka bagian privasi kita agar dilihat dan dicontoh oleh ummat
Hanya, coba sejenak kita berhenti, tanya hati, adakah kita haus perhatian Allah layaknya kita pada manusia?
Adakah amal-amal tersembunyi yang itu lebih banyak dari amal-amal yang kita tampakkan via media sosial?
Kemesraan bukan untuk diumbar, sebab yang sudah mesra tak perlu kemesraan kita, yang single baper
Apalagi bila kita sudah niat berpose agar terlihat mesra, agar dikagumi, agar terkenal, lindungi kami Ya Rabb
Alhamdulillah 'ala kulli haal, sekali lagi, yang halal tetap halal, mengunggah foto bersama pasangan boleh saja
Hanya kemesraan itu, ad3g4n kamar itu, berp3luk4n dan berc1um4n itu, biarlah jadi rahasia pasangan saja
Luruskan saja niat terus menerus, tanamkan lillahi saat kita mau mengunggah apapun untuk dakwah
Memang godaan orang berdakwah itu riya, dan godaan orang yang tak berdakwah itu enggan dan malas
Saya berdoa semoga apa yang saya tulis ini ada manfaatnya, terutama bagi saya dan UmmuAlila
.
Juga pada semua pendakwah, semoga Allah jaga niat dan cara, agar kita tidak jatuh salah saat dakwah
Sudah, tidak perlu komentar sinis dan menyalahkan siapapun tentang ini, ini nasihat buat saya dan istri