Mengapa tak menjaga lisan agar telinga yang tak berhak mendengar rayuan-rayuan sebelum waktunya bisa terselematkan dari dosa dan maksiat?
Mengapa kita menganggap nafsu adalah cinta, padahal sebenarnya hanya bermain-main saja, jauh dari tanggung jawab dan kesungguhan?
Sebab hanya lewat media sosial, lewat pesan singkat, tidak langsung tatap muka, kita merasa Allah tak menghisab pesan-pesan yang kita kirimkan?
Katanya menjaga diri sampai halal, tapi rayuan, sapaan, interaksi di hanphone tidak dibatasi, merasa bebas, padahal khalwat juga bisa terjadi di dunia maya
Menjaga diri itu bukan hanya dalam perkara yang sudah pasti haramnya, tapi juga menjaga diri dari perkara yang mampu menjadi jalan keharaman
Hati-hati bermain hati, jangan dekati maksiat walau kecil, apalagi maksiat besar. Dan ingat, meremehkan dosa kecil, itu bagian dari dosa yang besar
Mengapa kita menganggap nafsu adalah cinta, padahal sebenarnya hanya bermain-main saja, jauh dari tanggung jawab dan kesungguhan?
Sebab hanya lewat media sosial, lewat pesan singkat, tidak langsung tatap muka, kita merasa Allah tak menghisab pesan-pesan yang kita kirimkan?
Katanya menjaga diri sampai halal, tapi rayuan, sapaan, interaksi di hanphone tidak dibatasi, merasa bebas, padahal khalwat juga bisa terjadi di dunia maya
Menjaga diri itu bukan hanya dalam perkara yang sudah pasti haramnya, tapi juga menjaga diri dari perkara yang mampu menjadi jalan keharaman
Hati-hati bermain hati, jangan dekati maksiat walau kecil, apalagi maksiat besar. Dan ingat, meremehkan dosa kecil, itu bagian dari dosa yang besar